Covid 19
Belajar dari Pandemi
Apa itu covid 19?
dikutip dari vivahealth.co.id
Ditinjau oleh dr. Selviana Indah Jaya
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan. Virus ini adalah virus baru dan penyakit yang tidak dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019.
Sejarah Penemuan
Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization
(WHO) mendapatkan informasi mengenai kasus pneumonia yang terjadi di kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Tanggal 7 Januari 2020, otoritas Cina mengkonfirmasi telah
mengidentifikasi virus baru, yaitu virus Corona, yang merupakan famili virus
flu, seperti virus SARS dan MERS, yang mana dilaporkan lebih dari 2.000 kasus
infeksi virus tersebut terjadi di Cina, termasuk di luar Provinsi Hubei.
Virus Corona (CoV) merupakan famili virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS-SoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS-CoV). Pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan
nama virus Corona jenis baru tersebut adalah Corona Virus Disease 2019
(disingkat menjadi COVID-19).
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat bervariasi antar pasien, yaitu 2-14 hari
setelah terpapar virus berdasarkan periode inkubasi yang ditunjukkan sebelumnya
pada virus MERS. Masa inkubasi 24 hari telah diamati dalam penelitian terbaru.
WHO mengatakan periode inkubasi yang panjang dapat mencerminkan paparan ganda
Coronavirus.
Menurut laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang
terinfeksi Covid-19 dapat menular sebelum menunjukkan gejala yang signifikan.
Penularan
Penularan dari orang ke orang diperkirakan terjadi melalui
droplet ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan bagaimana
influenza dan patogen pernapasan lainnya yang dapat terhirup ke dalam
paru-paru.
Penularan Covid-19 dapat juga terjadi dengan menyentuh
permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian orang tersebut
menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri.
Adakah Antibiotik untuk Mencegah dan Mengobati Covid-19?
Antibiotik tidak bekerja melawan virus. Antibiotik digunakan
hanya untuk melawan bakteri. Antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana
pencegahan atau pengobatan infeksi virus. Namun, antibiotik akan diberikan karena infeksi sekunder
bakteri mungkin terjadi saat pasien tersebut dirawat di rumah sakit.
Pencegahan Penularan Covid-19
1. Cuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air mengalir
sesuai dengan standar WHO
2. Hindari kerumunan/keramaian
3. Jaga posisi jarak dengan orang lain
4. Hindari melakukan kontak langsung dengan orang yang sakit
5. Konsumsi secara rutin vitamin yang dapat meningkatkan
kekebalan tubuh saat sehat dan mempercepat penyembuhan saat sedang sakit
6. Gunakan masker saat keluar rumah
7. Membersihkan dan mendisinfeksi secara berkala
barang-barang yang sering disentuh
8. Mendapatkan vaksinasi Covid-19 sesuai dosis dan anjuran
yang berlaku
Belajar dari COVID 19
Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan di
seluruh sektor kehidupan. Berbagai perubahan ini turut menuntut
penyesuaian-penyesuaian yang tidak hanya pada aspek kesehatan, sosial maupun
ekonomi namun juga perencanaan pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi
yang akan datang.
Oleh karena itu pentingnya memiliki sirkulasi
udara yang baik menjadi salah satu upaya efektif untuk menekan laju penularan
COVID-19. Untuk itu, saat ini dan di masa yang akan datang, perlu peningkatan
ruang terbuka hijau serta mengembangkan desain bangunan yang memiliki sirkulasi
udara baik dan nyaman.
Kita harus mulai beradaptasi dengan kebiasaan
baru tanpa ac. Membuat gedung-gedung lebih friendly non ac walaupun kita di
negara tropis, karena begitu pakai ac risiko penularan semakin besar. Jadi harus
bisa kembali ke desain-desain jaman dulu yang high ciling, sehingga pertukaran
udaranya semakin bagus.
Kurangi pula merokok, rokok merupakan salah
satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-satunya produk legal
yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46
orang meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di
Indonesia.
Berhentilah merokok agar udara tidak tercemar
karna menurut Institut Nasional Kanker Italia, menyebutkan bahwa rokok sepuluh
kali lebih berbahaya dari asap mesin diesel. Salah satu contoh kendaraan yang
menggunakan mesin diesel adalah bis kota. Bayangkan ternyata asap rokok yang
dikeluarkan perokok aktif lebih berbahaya daripada asap bis kota yang hitam
pekat.
dikutip dari
https://stikesbanyuwangi.ac.id/bahaya-merokok-bagi-kesehatan/
Dalam satu batang rokok mengandung sekitar
7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang
merusak gen dalam tubuh sehingga memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru,
emfisema, dan bronkitis kronik. Atau juga kanker lain, seperti kanker
nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim.
Aterosklerosis atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit
jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan,
dan impotensi.
Merokok juga bisa menimbulkan penyakit dari
asapnya, asap rokok tersebut terhirup dan masuk ke dalam paru-paru sehingga
menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia. Belum lagi
bahaya dari zat nikotin yang menyebabkan kerusakan sel-sel dalam organ
paru-paru yang bisa berakibat fatal yaitu kanker paru-paru.
Dan juga mulai hidup sehat dengan tidak
membuang sampah sembarangan. Karna sebagaimana yang diketahui,
dikutip dari https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dampak-plastik-terhadap-lingkungan-31
salah satu sampah berbahaya yaitu plastik
yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta
sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini
berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya,
diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Limbah atau Sampah plastik menyebabkan tercemarnya
tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik
yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah
seperti cacing. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang
maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
Juga yang terakhir mulai lah kebiasaan hidup bersih
dengan tidak membuang limbah rumah tangga sembarangan, karena sangat
berpengaruh terhadap lingkungan.
Limbah rumah tangga sering kali dibuang
sembarangan tanpa pemilahan atau pengolahan terlebih dahulu sehingga
menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan, mulai dari air,
tanah, hingga udara. Pencemaran dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
pembuangan limbah rumah tangga bukan menjadi hal yang bisa diremehkan karena
kelak akan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan masyarakat.
Pembuangan limbah rumah tangga secara
sembarangan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di
sekitarnya. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh limbah ini, yaitu
penyakit diare, penyakit tifus, penyakit kolera, penyakit jamur, serta penyakit
cacingan.
Upaya pengelolaan limbah rumah tangga secara
tepat sangat perlu dilakukan untuk menanggulangi dampak pencemaran dan
kerusakan lingkungan yang terjadi. Pengelolaan limbah rumah tangga dapat
dilakukan sesuai dengan masing-masing jenisnya. Jenis limbah rumah tangga
terbagi menjadi tiga, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah yang berasal
kotoran manusia.